Perbedaan Link Dofollow & Nofollow: Pengaruhnya ke Trafik dan SEO Blog

Aku Pernah Salah Kaprah Soal Link Dofollow & Nofollow (Dan Kenapa Itu Bikin Trafik Blogku Gak Naik-Naik)

Jadi gini. Waktu pertama kali aku serius ngeblog, aku pikir semua backlink itu bagus. Pokoknya kalau ada yang mau naruh link ke blogku, atau aku bisa nitip link ke situs lain lewat komentar atau guest post, ya langsung gas aja. “Backlink is backlink,” pikirku waktu itu. Semakin banyak, semakin oke.

Ternyata… aku salah besar.

Baru setelah beberapa bulan nulis, bikin konten SEO, dan trafik masih jalan di tempat, aku mulai gali lebih dalam soal backlink. Nah, di situ aku kenalan sama dua istilah sakral ini: dofollow dan nofollow.

Dan percaya nggak, ternyata selama ini mayoritas backlink yang aku kejar itu... nofollow. Waduh.

Apa Itu Link Dofollow dan Nofollow?

Gini, sederhananya:

  • Dofollow itu link yang kasih “nilai” ke SEO kamu. Jadi, mesin pencari kayak Google akan mengikuti link itu dan menganggapnya sebagai voting kepercayaan dari situs satu ke situs lainnya.
  • Nofollow itu kayak link yang “diredam”. Masih bisa diklik oleh pembaca, tapi Google dan mesin pencari lainnya nganggap itu kayak, “Gue kasih link, tapi gue gak jamin dia oke.”

Contoh Kode HTML-nya:

Dofollow (default, gak perlu nambah apa-apa sebenarnya):

    <a href="https://www.ciacua.eu.org/">Klik Link Dofollow Ciacua ini!</a>
  

Nofollow:

    <a href="https://www.ciacua.eu.org/" rel="nofollow">Klik Link Dofollow Ciacua ini!
  

Nah, yang sering kejadian adalah… banyak platform secara default bikin link eksternal jadi nofollow. Komentar di blog WordPress, link dari YouTube deskripsi, bahkan beberapa link dari media sosial—semuanya nofollow. Jadi jangan heran kalau backlink dari sana nggak banyak ngangkat SEO kamu.

Aku Pernah Ngarep dari Komentar Blog

Salah satu kesalahan klasik yang aku lakukan: rajin banget ninggalin komentar di blog lain sambil nyisipin link balik ke blogku. Aku pikir, “Yes, ini cara organik dapetin backlink!”

Tapi ternyata… semua komentar di WordPress? Nofollow.

Jadi meskipun secara manusiawi itu bagus—karena bisa datengin traffic langsung dari pembaca yang penasaran—secara SEO, nggak ngaruh-ngaruh amat. Makanya blogku waktu itu stuck di page 3 Google. Nggak ada yang nge-klik dari sana, dan authority blogku juga gak naik.

Terus, Gimana Dapetin Link Dofollow?

Nah ini yang mulai aku pelajari dari pengalaman pahit:

1. Guest Post di Blog Relevan

Aku mulai reach out ke blog lain di niche yang mirip. Nggak langsung minta backlink sih, tapi nawarin artikel bagus buat mereka. Dan aku bilang, kalau bisa, aku pengen satu link balik ke blogku—tanpa nofollow.

Tapi hati-hati juga. Sekarang Google makin jeli sama backlink yang kelihatan “dipaksakan” atau barteran. Jadi aku usahain link-nya emang nyambung sama isi kontennya. Misalnya aku nulis soal “cara bangun kebiasaan menulis,” ya aku masukin link ke artikelnya yang ngebahas “template editorial kalender.”

2. Bikin Konten yang Layak Di-link

Klasik tapi masih works: bikin konten yang layak buat dirujuk. Contoh, aku bikin panduan lengkap soal SEO untuk pemula, pakai infografik, data, dan studi kasus dari blogku sendiri.

Dan hasilnya? Blog lain yang nulis soal topik mirip sering nge-link ke artikelku itu. Dan yang paling bikin senyum? Mereka gak pakai rel="nofollow".

3. Kerjasama dengan Blogger Lain

Aku juga mulai bangun hubungan dengan blogger lain—gak langsung minta link sih, tapi saling bantu share konten, diskusi, dan kadang-kadang malah mereka nawarin nulis bareng. Dan dari situ dapet link dofollow yang natural banget.

Link Nofollow Tetap Ada Gunanya, Lho

Jangan salah kaprah kayak aku dulu yang mikir, “Kalau nofollow mah gak ada gunanya.”

Link nofollow bisa tetep:

  • Datengin traffic langsung (kalau kamu nulis komentar yang bener-bener ngasih value atau punya link yang menarik)
  • Bangun branding (link dari media sosial kayak Instagram, TikTok, atau YouTube itu nofollow, tapi tetap bantu eksposur)
  • Tampak natural di mata Google (kalau semua backlink kamu dofollow, malah kelihatan gak wajar)

Tools yang Bantuin Aku Cek Link Dofollow/Nofollow

Salah satu momen pencerahan itu waktu aku nemuin tools yang bisa bantu lihat mana link yang dofollow dan mana yang nofollow:

  • Ahrefs / SEMrush – buat audit backlink secara keseluruhan.
  • MozBar (extension) – bisa langsung liat atribut link di halaman yang kamu buka.
  • Check My Links – extension Chrome buat liat broken link dan jenis link di sebuah halaman.

Dan dari situ aku mulai ngerti backlink mana aja yang sebenarnya berkontribusi ke domain authority blogku.

Kesimpulan dari Pengalaman Bodohku

Kalau aku bisa balik ke masa awal blogging, aku bakal:

  • Fokus dari awal ke link building yang bener, bukan asal banyak.
  • Belajar bedain antara dofollow dan nofollow.
  • Berhenti buang waktu di komentar blog yang gak ngasih efek SEO.
  • Lebih rajin bikin konten yang layak buat dikutip.

Jadi, kalau kamu lagi bangun blog atau channel, inget ya—gak semua backlink itu sama.

Cek dulu apakah link yang kamu kejar itu beneran kasih “nilai SEO” atau cuma sekadar buat branding. Dua-duanya penting, tapi tahu kapan dan gimana gunainnya itu yang bikin kamu beda dari blogger lain yang asal-asalan.

Kalau kamu punya pengalaman soal link building atau pernah juga tertipu link nofollow kayak aku dulu, drop di komentar ya. Biar kita bisa belajar bareng.

Dan semoga postingan ini bantu kamu naik satu level di dunia blogging yang keras tapi penuh peluang ini. Cheers!

Next Post Previous Post